Sparkling Journey

Pagi ini di sebuah ruangan +- 17x6 m2 (kalian harus tau, pas nanya berapa luas ruangan ini melibatkan beberapa pihak dari divisi engineering) kamsahamnida mas masnya. Aqoh terharu  -evil grin- Di kota bogor berbatasan langsung wilayah Tangerang Selatan, suhu masih bersahabat 29 derajat  cloudy. Hari Jumat, aahhhh kalo udah ketemu hari ini ada rasa yang beda from the bottom of ma heart.  Oiya, jan lupa Al-Kahf nya chingudeul~~ Letto- Ruang Rindu menemani  cerita kali ini.  Nge-pas banget, cuaca yang sejuk di pagi hari membahas rindu. Sungguh, luas sekali definisi ruang dan rindu itu. Rindu pada mereka yang tinggal serumah, rindu pada dia yang terakhir bertemu 2012 lalu. Yang terberat adalah rindu pada beliau yang  kalo pengen ketemu dengan sebuah doa  dan mimpi. Apakabar mereka semua yang kurindukan ? Omegaatt penuh sendu pagi ini. Sendu pertama dan terakhir iyups. Ga ada habisnya membahas rasa yang satu ini. Merindukan hal yang dulu serin...

Ada beberapa hal di dunia ini yang harus ditampakkan dan tentunya dirahasiakan. Ikhtiar kita adalah berusaha untuk menjaganya agar lebih baik. (sumber : Fauzi 307) pas habis ngeliyat status on WA nya dia, nova langsung *deg* gitu aja. oke sekian ~ ________________________________________________________________________________ 20 februari 2018. Di usia 20 tahun, 17 hari, 17 jam, 5 menit, sekian detik (maaf kalo melenceng). Semakin mengerti apa itu dewasa. Dewasa adalah menahan segala emosi yang meletup-letup *keapop-corn* untuk bisa ditahan sekuat mungkin dengan tenaga spritual. Nova setuju, tapi tidak sepenuhnya. Kembali ke prolog di atas. Lebih memilih untuk menampakkannya, tapi berusaha untuk tidak terlihat. Pasti terlihat, tentunya hanya Maha Pemberi Rasa yang melihatnya. Entah mengapa kalo lagi emosi, emosi yang sejadi-jadinya, tiba-tiba tumpah sendiri. Ada tetesan hujan yang keluar dari mata yang menjadi wali dari akad keemosian ini *he?. Makin emosi, makin sesak dadanya....

Bentar bentar,  w masih mikir mo posting apaan. Bentar genkZ -- . . . yang lagi (telah) dapat leh-oleh dari kwajangnim